Baba Rafi Kebab Kontainer |
Bisnis
Kuliner merupakan bisnis yang paling banyak diminati. Banyak yang sukses
menjadi pebisnis kuliner begitu juga yang tiarap. Tanpa persiapan dan
pengelolaan yang tepat, maka bisnis akan mudah mengalami kemerosotan.
Maka dari itu, perlu trik dan strategi yang matang untuk memulai usaha
di bidang kuliner.
Melihat tingkat persaingan yang semakin
ketat dalam area bisnis kuliner, maka kini ramai pengusaha mengganti
kulit atau mengubah outlet bisnisnya dengan konsep container. Sebut saja Kebab Turki Baba Rafi. Seiring
dengan berkembangnya bisnis di dunia kuliner, usaha ini pun ikut
meningkatkan kualitasnya. Tanggal 7 Desember 2015 lalu, jaringan
Waralaba yang didirikan oleh Hendy Setiono dan Nilam Sari ini
meluncurkan inovasi terbarunya berupa outlet Container Kebab yang terletak di Jl. RS Fatmawati 33, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Bisnis food and beverage (F&B) lain yang juga menggunakan container adalah waralaba Sebastian Coffee Shop. Bahkan beberapa waktu lalu, owner Sebastian Coffee Shop Stefani Sebastian, mengatakan bahwa coffe shop pertama yang memakai container adalah Sebastian Coffe Shop.
Menanggapi kondisi ini, Konsultan
Franchise IFBM Consulting Ir. Royandi Yunus MBA mengatakan, kondisi ini
bukanlah sebuah fenomena, tetapi hanya sebuah strategi marketing atau
sebuah bisnis model. Menurutnya ada alasan pihak franchisor mencoba peruntungannya dengan melaunching konsep outlet container ini.
“Pemakaian container sebagai
tempat berjualan salah satunya adalah untuk menarik perhatian konsumen,
yaitu suatu yang berbeda sehingga menimbulkan keinginan untuk mencoba.
Bila kemudian banyak pebisnis lain yang tertarik untuk mengikuti, maka
keuntungan bagi pebisnis yang pertama memakainya adalah usaha
branding-nya menjadi lebih baik, karena konsumen akan selalu mengatakan
bahwa “follower” yang memakai konsep yang sama dikatakan mirip brand
pebisnis pertama,” jelas Royandi Yunus.
Beliau melanjutkan bahwa dalam bisnis franchising, bisnis model adalah sesuatu yang “dijual” oleh franchisor dan menjadi pilihan bagi para calon franchisee-nya. Bila bisnis model tersebut menggunakan container,
maka tentunya telah memiliki konsep bisnis yang jelas, misalnya
ketentuan lokasi, peralatan dagang, jumlah orang yang mengelola, cara
mendapatkan container, cara meletakan container dan cara memasarkan daganganan.
“Bila benar fisik container ini
merupakan sebuah bisnis model dari hasil konsep bisnis franchisor, maka
umumnya dapat bertahan lama. Tapi bila hanya sekedar gebrakan
marketing, maka umurnya biasanya tidak bertahan lama, karena begitu
teknik ini ditiru kompetitor atau bisnis lain, maka kekhasannya menjadi
hilang dan menjadi biasa saja,” tambahnya.
Untuk biaya baik “cost” atau
investasiserta berpengaruhnya terhadap pendapatan bisnis, Royandi
mengatakan bahwa bergantung pembandingnya apa.
“Tapi sebenarnya, dalam berbisnis tidak
cukup menghitung mahal atau murah saja, tapi lebih kepada lebih
menguntungkan atau tidak. Walaupun biaya investasi dana atau biaya
operasi menjadi lebih mahal dibandingkan dengan modael yang setara
(misal sewa ruko), bila pengembalian modal menjadi lebih cepat, tentunya
model kontainer menjadi lebih efisien dan efektif. Demikian juga
sebaliknya,” terangnya.
Melayani Modifikasi Kontainer, Office Container, Rumah Kontainer, Sewa Office Kontainer, Jual Kontainer
Office :
PT. Esha Media Nusantra (EMN KONTAINER)
Jl. Sungai Tiram BK No.16 Marunda Cilincing Jakarta Utara
Hp. 085313902387 WA 089650623931 BBM: BAB66E
Ramai Pengusaha Ganti “Kulit“ Outletnya Dengan Konsep Kontainer
4/
5
Oleh
Harga Kontainer, Jual Kontainer, Rumah Kontainer, Ukuran Kontainer