Sabtu, 03 September 2016

Ramai Pengusaha Ganti “Kulit“ Outletnya Dengan Konsep Kontainer

Baba Rafi Kebab Kontainer

Bisnis Kuliner merupakan bisnis yang paling banyak diminati. Banyak yang sukses menjadi pebisnis kuliner begitu juga yang tiarap. Tanpa persiapan dan pengelolaan yang tepat, maka bisnis akan mudah mengalami kemerosotan. Maka dari itu, perlu trik dan strategi yang matang untuk memulai usaha di bidang kuliner.

Melihat tingkat persaingan yang semakin ketat dalam area bisnis kuliner, maka kini ramai pengusaha mengganti kulit atau mengubah outlet bisnisnya dengan konsep container. Sebut saja Kebab Turki Baba Rafi. Seiring dengan berkembangnya bisnis di dunia kuliner, usaha ini pun ikut meningkatkan kualitasnya. Tanggal 7 Desember  2015 lalu, jaringan Waralaba yang didirikan oleh Hendy Setiono dan Nilam Sari ini meluncurkan inovasi terbarunya berupa outlet Container Kebab yang terletak di Jl. RS Fatmawati 33, Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Bisnis food and beverage (F&B) lain yang juga menggunakan container adalah waralaba Sebastian Coffee Shop. Bahkan beberapa waktu lalu, owner Sebastian Coffee Shop Stefani Sebastian, mengatakan bahwa coffe shop pertama yang memakai container adalah Sebastian Coffe Shop.

Menanggapi kondisi ini, Konsultan Franchise IFBM Consulting Ir. Royandi Yunus MBA mengatakan, kondisi ini bukanlah sebuah fenomena, tetapi hanya sebuah strategi marketing atau sebuah bisnis model. Menurutnya ada alasan pihak franchisor mencoba peruntungannya dengan melaunching konsep outlet container ini.

“Pemakaian container sebagai tempat berjualan salah satunya adalah untuk menarik perhatian konsumen, yaitu suatu yang berbeda sehingga menimbulkan keinginan untuk mencoba. Bila kemudian banyak pebisnis lain yang tertarik untuk mengikuti, maka keuntungan bagi pebisnis yang pertama memakainya adalah usaha branding-nya menjadi lebih baik, karena konsumen akan selalu mengatakan bahwa “follower” yang memakai konsep yang sama dikatakan mirip brand pebisnis pertama,” jelas Royandi Yunus.
Beliau melanjutkan bahwa dalam bisnis franchising, bisnis model adalah sesuatu yang “dijual” oleh franchisor dan menjadi pilihan bagi para calon franchisee-nya. Bila bisnis model tersebut menggunakan container, maka tentunya telah memiliki konsep bisnis yang jelas, misalnya ketentuan lokasi, peralatan dagang, jumlah orang yang mengelola, cara mendapatkan container, cara meletakan container dan cara memasarkan daganganan.

“Bila benar fisik container ini merupakan sebuah bisnis model dari hasil konsep bisnis franchisor, maka umumnya dapat bertahan lama. Tapi bila hanya sekedar gebrakan marketing, maka umurnya biasanya tidak bertahan lama, karena begitu teknik ini ditiru kompetitor atau bisnis lain, maka kekhasannya menjadi hilang dan menjadi biasa saja,” tambahnya.

Untuk biaya baik “cost” atau investasiserta berpengaruhnya terhadap pendapatan bisnis, Royandi mengatakan bahwa bergantung pembandingnya apa.

“Tapi sebenarnya, dalam berbisnis tidak cukup menghitung mahal atau murah saja, tapi lebih kepada lebih menguntungkan atau tidak. Walaupun biaya investasi dana atau biaya operasi menjadi lebih mahal dibandingkan dengan modael yang setara (misal sewa ruko), bila pengembalian modal menjadi lebih cepat, tentunya model kontainer menjadi lebih efisien dan efektif. Demikian juga sebaliknya,” terangnya.

Tertarik Bikin Cafe Container/Food Container/ Sentra Kontainer Segera Hubungi Kami :
Office :
PT. Esha Media Nusantra (EMN KONTAINER)
Jl. Sungai Tiram BK No.16 Marunda Cilincing Jakarta Utara
Hp. 085313902387 WA 089650623931 BBM: BAB66E
website : http://rumahkontainer.top   http://hargakontainer.topeMAIL: info@hargakontainer.top /order@rumahkontainer.top / emn.kontainer@gmail.com

Artikel Terkait

Ramai Pengusaha Ganti “Kulit“ Outletnya Dengan Konsep Kontainer
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email